*Tidak Mampu Bayar Uang Bangunan
RAWAS ULU – Ironis, ada murid SD Negeri Sungai Jauh bernama Nisa Sapitri, berhenti sekolah karena tidak mampu membayar uang bangunan diminta pihak sekolah Rp 100.000. Gara-gara uang tersebut murid ini, harus rela berhenti meninggalkan bangku sekolah apalagi orang tuanya tidak mampu bayar uang tersebut.
Partijo, warga Desa Sungai Jauh, Kecamatan Rawas Ulu mempertanyakan mengapa murid itu tidak mampu membayar uang bangunan. “Karena murid itu berasal dari keluarga miskin yang tidak mampu, dan lucunya lagi dalam rapat pemungutan biaya tidak ada notulen rapat,” terang Partijo pada Linggau Pos, Senin (27/5).
Di lain tempat, Nisa Sapitri, murid yang berhenti sekolah akibat tidak mampu bayar uang bangunan mengaku sebenarnya ia masih tetap ingin sekolah. “Saya diancam guru Herman, dan guru Misdi, jika saya tidak bayar uang bangunan untuk bangun pagar sekolah sebesar Rp 100.000 maka saya tidak akan dinaikan kelas. Akibat dari ancaman itu saya memikirkan kedua orang tua saya yang tidak memiliki uang untuk bayar, makanya saya mengambil inisiatif berhenti sekolah saja,” aku Nisa Safitri.
Sementara kepala SD Negeri Sungai Jauh, Nur Diyati saat dikonfirmasi mengatakan untuk pemungutan uang bangunan bukan kami yang mengambil melainkan hasil keputusan komite dalam rapat.
Herman, guru kelas yang meminta uang pada murid menerangkan, saya memang benar meminta uang tersebut pada Nisa, sehingga dia berhenti sekolah. “Akan tetapi pemungutan uang atas perintah ketua komite,” jelasnya.
Sementara Adi Sucipto juga membenarkan saya yang memerintahkan guru untuk memungut uang bangunan tersebut pada murid. “Untuk surat notulen rapat saya akui memang tidak ada, dan saya sendiri tidak ada pemberitahuan tentang surat tersebut sebelum rapat,” imbuh Adi Sucipto.
Di lain tempat, Rusdi, KUPT Pendidikan Rawas Ulu mengatakan saya belum tahu mengenai permasalahan tersebut. “Nanti saya akan memanggil kepala sekolah dan komite untuk meluruskan permasalahan tersebut,” janjinya.(02)
RAWAS ULU – Ironis, ada murid SD Negeri Sungai Jauh bernama Nisa Sapitri, berhenti sekolah karena tidak mampu membayar uang bangunan diminta pihak sekolah Rp 100.000. Gara-gara uang tersebut murid ini, harus rela berhenti meninggalkan bangku sekolah apalagi orang tuanya tidak mampu bayar uang tersebut.
Partijo, warga Desa Sungai Jauh, Kecamatan Rawas Ulu mempertanyakan mengapa murid itu tidak mampu membayar uang bangunan. “Karena murid itu berasal dari keluarga miskin yang tidak mampu, dan lucunya lagi dalam rapat pemungutan biaya tidak ada notulen rapat,” terang Partijo pada Linggau Pos, Senin (27/5).
Di lain tempat, Nisa Sapitri, murid yang berhenti sekolah akibat tidak mampu bayar uang bangunan mengaku sebenarnya ia masih tetap ingin sekolah. “Saya diancam guru Herman, dan guru Misdi, jika saya tidak bayar uang bangunan untuk bangun pagar sekolah sebesar Rp 100.000 maka saya tidak akan dinaikan kelas. Akibat dari ancaman itu saya memikirkan kedua orang tua saya yang tidak memiliki uang untuk bayar, makanya saya mengambil inisiatif berhenti sekolah saja,” aku Nisa Safitri.
Sementara kepala SD Negeri Sungai Jauh, Nur Diyati saat dikonfirmasi mengatakan untuk pemungutan uang bangunan bukan kami yang mengambil melainkan hasil keputusan komite dalam rapat.
Herman, guru kelas yang meminta uang pada murid menerangkan, saya memang benar meminta uang tersebut pada Nisa, sehingga dia berhenti sekolah. “Akan tetapi pemungutan uang atas perintah ketua komite,” jelasnya.
Sementara Adi Sucipto juga membenarkan saya yang memerintahkan guru untuk memungut uang bangunan tersebut pada murid. “Untuk surat notulen rapat saya akui memang tidak ada, dan saya sendiri tidak ada pemberitahuan tentang surat tersebut sebelum rapat,” imbuh Adi Sucipto.
Di lain tempat, Rusdi, KUPT Pendidikan Rawas Ulu mengatakan saya belum tahu mengenai permasalahan tersebut. “Nanti saya akan memanggil kepala sekolah dan komite untuk meluruskan permasalahan tersebut,” janjinya.(02)
0 komentar:
Tulis komentar anda
Tell us what you're thinking... !