Makanan Jipang diproduksi Industri Rumahan - Linggau Pos | Jawa Pos Group
Berita Terbaru :
Home » » Makanan Jipang diproduksi Industri Rumahan

Makanan Jipang diproduksi Industri Rumahan

Diterbitkan Oleh Unknown pada Senin, 10 Juni 2013 | 18.47

MATARAM – Tidak seperti di Kota-kota besar, jipang atau berondong, baik berondong jagung maupun berondong beras banyak di produksi oleh industri besar. Namun di Tugumulyo, salah satu Usaha Kecil dan Menengah bernama UKM Salima, kini telah memproduksi dan memasarkan makanan bercita rasa manis ini.

Sukarni Wati, Ketua UKM Salima G1 Mataram, Kecamatan Tugumulyo, Kabupaten Musi Rawas (Mura), kepada Linggau Pos Senin, (10/6), mengatakan, di pedesaan, makanan berondong beras atau yang juga disebut dengan makanan jipang sudah tidak asing lagi dan sering dikonsumsi. Namun makanan satu ini sudah jarang dikonsumsi masyarakat di perkotaan, karena makanan satu ini dinilai kuno dan ditinggalkan.

Namin bagi dirinya, berondong jipang telah memikatnya. Ia pun menjadikan makanan cemilan terebut dijual dan dikonsumsi warga perkotaan, meski cemilan berondong jagung goreng terkesan sebagai makanan yang sudah kuno.

“Sebagian warga, makanan jipang memang dianggap kuno, tapi sebagian masyarakat lainnya masih menggemarinya,” ungkapnya.

Diakui Sukarni Wati, meski awalnya tidak pernah memiliki pengetahuan yang cukup untuk membuat beras mentah menjadi makanan jipang, tapi tidak membuat dirinya ragu-ragu untuk menambahkan jenis makanan jipang di Industri Mikro yang dibinanya.

“Awalnya memang sempat beberapa kali gagal saat mencoba. Banyak sekali beras yang rusak atau tidak mengembang saat digoreng. Dari puluhan kilo jagung hanya menghasilkan seperempat saja. Tapi itu tak membuat saya putus asa. Saya tetap belajar. Sekarang saya sudah mampu mengolah beras menjadi jipang dengan sempurna,” terang Sukarni Wati.

Dalam sekali produksi setiap harinya, Sukarni Wati dibantu salah seorang rekan kerjanya, menghabiskan 30 Kg. Dari 30 kilo beras tersebut, menghasilkan sedikitnya 26 kilogram jipang.

“Kalau dikemas menjadi dua tim, atau 500 bungkus,” Sukarni Wati menyebutkan.

Seperti produk lain buatan UKM Salimah yang dikelolanya, Jipang yang baru saja ia produksi tiga bulan tersebut dipasarkan ke sejumlah warung dan toko makanan di Kota Lubuklinggau maupun di Kabupaten Musi Rawas. Dengan harga Rp 4.000 perbungkus.

Untuk bahan dasar pembuatan jipang beras, Sukarni Wati mengaku sebaiknya menggunakan beras lama, bukan beras baru dan beras yang bagus. Terbukti hasil olahan beras lama justru lebih bagus dibanding dengan beras bagus.
Ia menambahkan, jipang olahannya tanpa bahan pengawet. Beras ia beli dari petani langsung kemudian ia proses menjadi berondong, dan selanjutnya diberi pemanis yang dibuat dari gula merah.

Dalam prosesnya, jelas Sukarni Wati, beras mentah dimasukkan ke dalam alat berondong atau yang disebut dengan nama kipang beras. Sembari menunggu beras menjadi berondong, ia membuat pemanis adonan dengan mengadon gula merah ke kuali.

“Sekitar 15 menit dipanaskan, beras keluar menjadi berondong. Dan setelah menjadi berondong, tahap selanjutnya berondong diaduk dengan adonan gula. Setelah berondong tercampur rata dengan manisan, tahap terakhir dilakukan pencetaan, dan kemudian dikemas,” papar Sukarni Wati. (13)

Share this article :

0 komentar:

Tulis komentar anda

Tell us what you're thinking... !

Sedang Membaca

PEMBACA SETIA

 
Linggau Pos Jl. Jend. SudirmanNo. 89Kel. Batu Urip Taba
Kontak Person (0733) 322349
Copyright © 2013. Linggau Pos | Jawa Pos Group | Media Online Wong Sumatera
Hak Cipta MurahNian Oleh : Edi Design