‘PR’ Guru Masih Banyak

KAYU ARA - Ketua Pengurus Daerah PGRI Kota Lubuklinggau, Imron Wili Iskandar sangat berterima kasih atas pemuliaan sikap terhadap guru selama ini. Meski demikian, ia berharap para guru terutama 60 persen yang sudah disertifikasi jangan abai dengan tugas-tugas yang terus menunggu.

"Guru di Kota Lubuklinggau ini 60 persennya sudah sertifikasi. Jumlah keseluruhannya sekitar 1.500 guru. HGN ini saya harapkan menjadikan kita lebih 'sadar' tanggung jawab ini semakin besar terutama menjadi teladan. Dengan teladan bersikap disiplin, teladan bersikap kreatif, dan teladan sebagai guru yang kreatif. Implementasi Kurikulum 2013 tidak terlepas dari beberapa tuntutan ini," ungkap peraih Gelar Magister Pendidikan Universitas Negeri Bengkulu (UNIB).

Sementara itu, peringatan Hari Guru Nasional (HGN) ke-21 telah diperingati dengan penuh khidmat diikuti para guru dengan agenda upacara, Selasa (25/11) di Lapangan Perbakin, Kelurahan Kayu Ara, Kecamatan Lubuklinggau Barat I.

Kembali Imron tidak menampik banyak permasalahan yang masih menjadi ‘Pekerjaan Rumah’ (PR) bagi guru di Lubuklinggau.

Guru SMP Negeri 2 Lubuklinggau ini memaparkan sertifikasi guru merupakan salah satu bentuk apresiasi pemerintah kepada para guru,  dengan tujuan agar profesionalisme dan kompetensi guru semakin baik. Sehingga nanti bermuara pada lahirnya peserta didik yang mampu menjawab tantangan zaman.

"Namun, mari kita berkaca pada kinerja selama ini. Sudah maksimalkah kita? Telah tuluskah kita membagi ilmu? Dan sudah produktifkah kita? Saya berharap apapun yang kita lakukan saat ini, esok dan nanti,  merupakan pengabdian yang tulus ikhlas untuk melahirkan generasi emas yang mampu membawa bangsa ini kepada kasta tertinggi," jelas Imron.

Ia mengungkapkan kenakalan remaja merupakan masalah hingga kini seakan mendarah daging, dan seolah menjadi warisan. 

"Mari kita saling mengingatkan guru juga punya tanggung jawab terhadap pembinaan moral dan akhlak peserta didik. Namun pada sisi lain, keterbatasan waktu dimiliki guru untuk selalu bisa mengawasi peserta didik menjadi kendala tidak bisa tidak, memang benar terjadi. Sementara dukungan dan pengawasan dari orang tua merupakan hal terbesar mendorong peserta didik mampu bersikap, bertindak dan bergaul serta memutuskan dengan cara yang bijak. Tidak mungkin kemudian guru menjadi sasaran utama melampiaskan kesalahan terhadap kenakalan peserta didik," harap Imron. 

Meski ia menyatakan hal demikian, guru jangan seakan lepas tangan. Karena guru merupakan tonggak sejarah lahirnya generasi Emas Indonesia kedepan.

"Guru itu wasilah yang dapat mengantarkan bangsa ini meraih kasta tertinggi, dan mampu berbicara banyak di mata dunia. Dengan tangan dingin guru serta sikap dan sifat lemah lembutnya, kelak akan lahir darinya pemimpin bangsa yang tangguh yang mampu membawa negeri tercinta pada masa kejayaan. Guru kini bukan lagi sosok pahlawan tanpa tanda jasa, tapi pahlawan yang paling berjasa," tutupnya penuh makna.(05)