*Kesepakatan Pihak Keluarga
BANDUNG KIRI- Tim Disaster Victim Identification (DVI) Bidang Dokter Kesehatan Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Selatan (Sumsel) melakukan bedah autopsi terhadap almarhum Brigpol Ekwanto di kamar jenazah RS dr Sobirin di Jalan Garuda, Kelurahan Bandung Kiri, Kecamatan Lubuklinggau Barat I, Kamis (7/2).
Hujan deras mengiringi proses autopsi dilakukan Tim DVI atau ahli bedah forensik Polda Sumsel. Tim berjumlah empat orang mengenakan seragam biru dipimpin dr Kompol Wahyu dari Laboratorium DVI Dokkes Polda Sumsel, dibantu tim identifikasi Polres Musi Rawas (Mura) melakukan bedah autopsi.
Sedangkan Kapolres Mura, AKBP Chaidir bersama pihak keluarga mempersiapkan upacara pemakaman di kediaman almarhum. Proses autopsi dipimpin Kasat Reskrim, AKP Teddy Ardian dilakukan secara tertutup dengan pengawalan ketat satu anggota Provost Polres Mura berlangsung sekitar pukul 09.00 WIB, dan berakhir pukul 12.00 WIB.
Arbawi (59), paman dari istri almarhum Brigpol Ekwanto mengatakan bahwa autopsi dilakukan sesuai hasil kesepakatan pihak keluarga. Tujuannya untuk memperjelas penyebab kematian almarhum.
"Kami ingin jelas almarhum meninggal dunia karena apa. Sebab, jika keluarga nanyo kematian almarhum tidak simpang siur dan menjadi pertanyaan. Apalagi banyak keluarga almarhum di Pulau Jawa termasuk orang tuanya," tegas Arbawi di ruang jenazah RS Dr Sobirin Kabupaten Mura, kemarin.
Menurut Arbawi, sosok almarhum baik dan sangat dekat dengan anggota keluarga lainnya. Ia sendiri sudah lama tidak bertemu almarhum karena lokasi jauh antara Sukakarya dan Kota Lubuklinggau.
"Aku sudah lamo dak ketemu pak. Tapi dio (almarhum) galak kumpul dan menyapa anggota keluarga lainnya. Kami memang jauh karena almarhum di Lubuklinggau sedangkan aku di Sukakarya," kata Arbawi kepada sejumlah wartawan yang hadir di RS Dr Sobirin.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Mura, AKP Teddy Ardian di kamar jenazah RS Dr Sobirin Kabupaten Mura enggan memberikan pernyataan. Ia banyak berdiam diri beda dengan kesehariannya yang proaktif setiap menggelar hasil pengungkapan pelaku kejahatan.
Diduga selaku pimpinan, ia sangat terpukul dan berduka atas meninggalnya almarhum Brigpol Ekwanto, anggota Buser Tim Reskrim Polres Mura. Di profil Blackberry yang dimilikinya Teddy menulis status, Selamat Jalan Mas, Selamat jalan Buser terbaik kami. Semoga amal ibadah selama ini diterima di sisi Allah SWT. Dengan dipasang foto almarhum Brigpol Ekwanto.
Usai dilakukan autopsi jenazah almarhum Brigpol Ekwanto langsung dibawa ke rumah duka di Jalan Asoka RT 01 Kelurahan Amula Rahayu Kecamatan Lubuklinggau Selatan II. Sesuai dengan permintaan pihak keluarga jenazah akan disalatkan terlebih dulu, lalu dimakamkan secara kedinasan Polri.
*Sempat Tukar Mobil, Ditanya Mau Kemana Hanya Diam
Seusai upacara pemakaman dilakukan, Sahilin (33) istri dengan diantar oleh sejumlah kerabatnya langsung pulang ke rumahnya di Jalan Asoka RT 01 Kelurahan Moneng Sepati, Kecamatan Lubuklinggau Selatan II. Perempuan ini pun menceritakan sebelum kejadian yang merenggut nyawa suami tersayang. Waktu itu ia sempat bertanya pada sang suami.
"Mau pergi kemana kamu mas?" tanya Sahilin (33) istri almarhum sebanyak tiga kali. Namun tidak ada jawaban sepatah kata pun yang terucap dari sang suami, ketika menyapa Ekwanto pada pertemuan terakhirnya di simpang Watervang yang tidak jauh dari kediamannya.
Ibu beranak dua ini sambil bercerita terus meneteskan air mata. Ia seakan mengingat sosok suami yang dikenalnya bertanggung jawab. Sesekali disaat bertanya, tak pelak salah satu tangannya menyeka air mata yang membasuhi pipinya.
Wanita yang sudah 11 tahun dinikahi oleh almarhum Ekwanto, terus mengingat saat-saat pertemuan terakhir, bahkan dirinya tidak menyangka kalau pembicaraan via telepon sekitar pukul 11.00 WIB, Kamis (6/2) pada hari kejadian, adalah obrolan terakhir dengan suami tercintanya.
"Suami saya menelepon, dia menanyakan apakah mau tukaran mobil, saya jawab memang mau mengantar mamas (anak pertamanya). Kebetulan juga saya dari Jalan Ceremeh, sehingga bersepakat untuk bertemu di simpang Watervang," ungkap wanita yang saat itu memakai busana dress warna ungu dijumpai di kediamannya.
Sehabis menukar mobil Avanza milik Ekwanto, Lin sapaan akrab istri almarhum menjelaskan memang tidak biasanya pria yang dikenal ramah ini hanya memandang dirinya, tidak ada sepatah kata pun keluar. Selesai itu dirinya melanjutkan perjalanan menuju kantor Polres Mura.
"Tidak biasanya mas Anto diam, walaupun kami sedang cekcok di rumah. Ia selalu menegur, tidak pernah sediam ini, bahkan di hadapan kedua putranya," jelas Lin.
Bahkan, Lin mengetahui suaminya meninggal setelah rekan kerjanya memberitahu kabar bahwa Mas Anto terkena tembak oleh pelaku kejahatan.
"Mendengar kabar tersebut, saya hanya bisa diam dan pasrah, tidak tau apa-apa lagi," ungkapnya.
Ia menambahkan, sebelum kepergian suami untuk selama-lamanya, tidak memiliki firasat apapun. Menurutnya keseharian almarhum dikenal sosok yang bertanggung jawab dalam pekerjaan.
"Ya biasa kalau suami saya pagi ke kantor, terus pulang lagi. Nanti malamnya izin untuk ke kantor dan pulang pada pukul 01.00 kadang juga tidak pulang, saya mengerti tugas dia seorang anggota Reskrim, dan memakluminya," ungkapnya.
Almarhum Ekwanto semasa hidup memiliki dua buah putra bernama Revka (10) yang masih duduk di bangku kelas 3 Sekolah dasar (SD) dan anak bungsunya Redova (8) yang masih sekolah di bangku kelas 2 SD.
Atas kejadian ini, Lin berharap kepada pihak kepolisian mengungkap kasus sampai tuntas, dirinya meminta kepolisian menjelaskan kematian suaminya saat bertugas.
"Saya sangat berharap atas hasil otopsi ini, sebagai istri dan mewakili pihak keluarga besar suami, bisa menjelaskan nantinya atas kematian dirinya," pungkasnya.(12)
0 komentar:
Tulis komentar anda
Tell us what you're thinking... !