Di Mura, Produksi Ikan Meningkat 70 Persen

MUARA BELITI - Kabupaten Musi Rawas (Mura) termasuk salah satu kabupaten penyokong pembangunan di Indonesia. Pasalnya didukung dengan luas areal produksi perikanan budidaya mencapai 1.914.93 Hektare terdiri dari kolam deras, tenang ataupun sawah. Sedangkan luar areal ikan tangkap seperti sungai, jaring, apung seluas 7.841 hektare.

"Kondisi terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, bahkan saat ini kita dalam penyingkronkan data areal yang nantinya akan disesuaikan dengan kebutuhan benih, areal dan konsumsi," kata Kepala Bidang (Kabid) Perikanan Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskanak) Kabupaten Mura, Emi Farita didamping Kasi Produksi, Budi Kusrianto kepada Linggau Pos, Kamis (20/11).

Untuk tahun 2014, ia mengaku secara umum produksi ikan di Kabupaten Mura terus meningkat hingga 70 persen terhitung sejak Triwulan (TW) 1 hingga TW 3 dari target produksi sebanyak 105.994.31 ton ikan. "Namun secara rinci kita belum ada data, karena masih di bagian data," akunya.

Untuk 2012, produksi ikan di Kabupaten Mura merosot, dimana produksinya jauh dari target yang telah ditetapkan yakni 68.068.59 ton. Hal itu disebabkan pengeringan total saluran irigasi oleh pihak PU sejak April hingga November 2012.

Kondisi itu menurut dia juga berdampak pada produksi ikan pada 2013, dimana dari target produksi dan konsumsi 91.201.51 ton ikan budidaya hanya mencapai 50.574 ton seperti nila, mas, patin, gurami, lele dan sebagainya.

"April semuanya sudah panen dengan usia 2,5 bulan hingga 3 bulan seperti ikan Mas, Nila dan Lele. Untuk Lele biasanya 2 bulan sudah panen," kata Emi.

Sementara untuk konsumsi ikan tangkap (sungai,red), sejauh ini sebagiannya masuk Kabupaten Mura Utara (Muratara). Mengingat letak sungai besar semua ada di Muratara. Seperti di Kecamatan Rawas Ilir dan Rawas Ulu.

Pada tahun 2013, produksi perikanan tangkap di Kabupaten Mura capai 51. 432.8 ton.

Sementara itu, tanggal 21 November ditetapkan sebagai Hari Ikan Nasional. Penetapan itu melalui Keputusan Presiden (Kepres) Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Hari Ikan Nasional (HIN) yang ditandatangani 24 Januari 2014 oleh Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dengan penetapan HIN, maka Masyarakat Perikanan Nasional miliki dua ‘hari raya”. Yakni Hari Nusantara pada 20 Desember dan HIN pada 21 November. Melalui HIN diharapkan mampu menggugah kesadaran nasional tentang peran penting sektor kelautan dan perikanan dalam pembangunan Indonesia.


*Penurunan Tingkat Konsumsi

    Sementara itu Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskanak) Kota Lubuklinggau memprediksi tahun 2014 tingkat konsumsi ikan bagi warga Kota Lubuklinggau akan mengalami penurunan. Hal ini disebabkan turunnya harga karet sejak hampir satu tahun terakhir, dan naiknya harga BBM yang sudah berlangsung tiga hari lalu.

    Kepala Diskanak Kota Lubuklinggau Trisman Nazarudin saat dikonfirmasi Linggau Pos Kamis (20/11) mengungkapkan tahun pertama diadakan HIN akan mengalami penurunan tingkat konsumsi. Pada 2012 tingkat konsumsi di Kota Lubuklinggau sekitar 35,16 Kilogram (Kg) per tahun, lalu pada 2013 mengalami peningkatan hingga 35,34 per tahun.

    "Pada 2013 tingkat konsumsi di Kota Lubuklinggau meningkat namun untuk 2014 kemungkinan besar akan mengalami penurunan daya jual beli berdampak pada konsumsi ikan," kata Trisman.

    Untuk wilayah penghasil ikan paling banyak terdapat di Kecamatan Lubuklinggau Selatan II, seperti Karang Ketuan, Siring Agung, dan sekitarnya. Mahalnya harga pakan ikan membuat sejumlah pengusaha ikan sedikit mengalami kendala. Untuk itu Diskanak menyarankan para peternak ikan dapat memberikan makanan tambahan, seperti Ampas Tahu dan sayur-sayuran.

    Stok ikan di Kota Lubuklinggau, dijamin Trisman. Apalagi stok di Kota Lubuklinggau dibantu dari peternak ikan dari Kabupaten Mura, dan Provinsi Bengkulu.(16/13)